Rabu, 20 April 2011

Fitrah bertuhan


Manusia pada hakikatnya, memiliki kecenderungan untuk beragama. Hal ini dimulai semenjak manusia sudah mulai dalam kandungan. Walaupun demikian, pada kenyataannya seorang anak kecil dapat melaksanakan ibadah dan mengetahui adanya tuhan yang Maha Besar, tetap saja kecenderungan beragama lebih dirasakan oleh orang yang sudah mulai beranjak dewasa dan menenal dirinya sendiri.  
Naluri beragama pasti dimiliki oleh setiap individu bahkan seorang Atheispun demikian. Seorang atheis meyakini bahwa tidak ada Tuhan di dalam kehidupan ini, atau tidak meyakini adanya Tuhan. Keyakinan itulah yang menjadi Tuhan mereka. Jadi pada intinya tidak ada seorang pun yang tidak bertuhan.
Berbicara mengenai agama Islam, sudah tentu Islam menjadi agama yang menjungjung tinggi fitrah manusia. Fitrah manusia beragama sudah diatur oleh Islam. Islam sebagai agama yang menjungnjung tinggi ajaran Tauhid, mengajarkan bahwa kehidupan manusia, tidak boleh lepas dari pedoman agama, karena agama merupakan satu-satunya pedoman vertical maupun Horizontal yang mutlak kebenarannya. Islam yang bertuhankan Alloh SWT menjadikan Al qur’an sebagai kitab yang menjadi pedoman untuk hambanya di dunia. Al Qur’an berisikan ajaran-ajaran yang mencakup berbagai aspek. Tentunya aspek-aspek yang dimuat dalam Al Qur’an, tidak mungkin bertentangan dengan fitrah manusia. Contohnya fitrah manusia yang memiliki kecenderungan untuk beragama atau bertuhan.
Dalam Quran Surat Al Baqoroh ayat 21 contohnya



Artinya: Hai Manusia, beribadahlah kepada Rabb yang mencirtakanmu dan orang-orang yang sebelum kamu supaya kamu bertakwa. (QS Al Baqoroh 21)
Ayat diatas menjelaskan bahwa, manusia sebagai makhluk yang bertuhan tidak boleh salah dalam menjalankan fitrah manusia sebagai makhluk yang beragama menyembah apa yang tidak sepatutnya mereka sembah. Jadi pesan dalam ayat diatas bahwa manusia harus menyembah kepada Rabb yang menciptakan mereka dan orang-orang sebelum mereka supaya mereka bertakwa.
Manusia terdiri dari dua unsur yakni unsur fisik dan unsur psikis. unsur fisik terdiri dari bagian luar tubuh manusia, sedangkan unsur psikis adalah bagian dalam manusia yang isinya tidak pernah orang ketahui kecuali dirinya dengan Tuhannya, hanya saja bisa kita lihat dari gejala-gejalanya. Gejala-gejala yang muncul dari kelakuan itulah yang hanya bisa kita lihat. Dalam makalah ini dimuat beberapa hal mengenai sikap manusia terhadap agamanya. Dan atas dasar-dasar diatas, maka kami menyusun makalah yang berjudul Hakikat Hidup Beragama dari segi kejiwaan.